Refafi: Program Lain Terkendala Refocusing Anggaran
KUPANG, NTTZOOM-Tiga tahun kepemimpinan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, lebih dari 2000 kilometer jalan provinsi berhasil diperbaiki.
Meski dengan berhutang, pencapaian tersebut dinilai sebagai sebuah keberhasilan yang patut diapresiasi.
Hal ini diungkapkan Ketua DPD Hanura NTT Refafi Gah yang juga Ketua Fraksi Hanura DPRD NTT kepada NTTZOOM.COM, Kamis (12/8).
"Kalau kita evaluasi secara keseluruhan (2019, 2020 dan 2021), program yang paling sukses itu infrastruktur, terutama jalan," kata Refafi yang juga Anggota Komisi IV yang membidangi infrastruktur dan perhubungan itu.
Memurut dia, upaya untuk memperbaiki sekira 2.500 kilometer jalan provinsi yang rusak, bukan hal yang mudah. Bahkan Gubernur Viktor harus berhadapan dengan pro dan kontra karena meminjam uang untuk membiayai pembangunan jalan tersebut.
Namun menurut Refafi, pinjaman adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjawab kebutuhan yang sangat mendesak itu. Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, seorang gubernur hanya mampu membangun dua kilometer jalan provinsi di setiap kabupaten dalam satu tahun.
Meski demikian, Refafi tidak menampik jika dalam pembangunan jalan tersebut terdapat sejumlah masalah atau hambatan. Misalnya terkait temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terhadap proyek jalan Bokong-Lelogama Kabupaten Kupang 2019 silam.
Menurut dia, dengan mengandalkan pinjaman, Pemprov NTT melalui Biro Pengadaan Barang dan Jasa harus lebih ketat dalam menentukan pemenang tender. Mulai dari kemampuan modal kerja hingga kesiapan SDM.
"Kalau dia tidak punya modal sendiri yang kuat, pasti mengandalkan dana pemerintah yang awal 30 persen. Namun kalau dia punya modal sendiri, maka dia tidak perlu menunggu lagi," beber Refafi.
Hal ini sudah menjadi temuan DPRD saat melakukan pengawasan ke beberapa lokasi proyek. Misalnya di Nenas, Kabupaten TTS. Proyek jalan tersebut baru mencapai 40 persen. Sementara proyek lainnya sudah mencapai 80 persen. "Ini catatan untuk Biro Pengadaan Barang dan Jasa supaya benar-benar teliti. Rekanan yang menang render harus yang benar-benar siap," tegas Refafi.
Selain infrastruktur, Refafi jelaskan, Gubernur Viktor belum bisa memaksimalkan program-program unggulan lain. Misalnya di sektor pariwisata, pertanian, kelautan dan perikanan serta pendidikan dan lainnya. Pasalnya, meski sudah menjadi program prioritas, namun anggaran yang dialokasikan tidak mampu mendukung.
"Refocusing ini yang membuat program tersendat. Karena refocusing anggaran begitu besar. Untuk penanganan bencana Badai Seroja dan juga Covid-19. Meskipun anggaran sudah ditetapkan tetapi tiba-tiba refocusing, anggaran copot sana copot sini. Pasti pekerjaan di lapangan tersendat. Tidak mungkin cepat selesai. Ini juga masyarakat harus memahami," bebernya.(cd3/nz)
Dapatkan sekarang