Kupang, Nttzoom - Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal atau nonprosedural hingga kini tak pernah tuntas.
Di satu sisi, negara berusaha memulangkan TKI ilegal ke daerah asal masing-masing. Namun di sisi lain, pengiriman TKI secara tidak resmi masih terus dilakukan oleh sindikat perdagangan manusia.
Setiap tahun, ratusan jenazah pahlawan devisa ini dipulangkan dalam peti mati. Akan tetapi nyaris setiap bulan, banyak pekerja Indonesia masih nekat mencari nasib di negara lain bahkan didalam negeri. Di mana nyawa pekerja migran itu tidak ada artinya.
Terbaru, sebanyak 23 TKI ilegal diamankan di Polres Blitar, Jawa Timur pada Jumat 19 Juli 2024. Dari 23 TKI ilegal itu, diperkirakan 17 orang diantaranya merupakan warga asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Informasi tersebut diperoleh dari Kepala BP3MI Provinsi NTT Suratmi Hamida. Ia menjelaskan, TKI ilegal asal Provinsi NTT yang terdiri dari 17 wanita itu saat ini sudah di dinas sosial (Dinsos) Blitar, Jawa Timur untuk proses lebih lanjut.
“Ada 17 orang dari NTT, sisanya dari luar NTT. Mereka TKI ilegal yang mau bekerja di dalam negeri. Di Jawa. Katanya di Suket PLN” Ujar Kepala BP3MI Provinsi NTT, Suratmi Hamida kepada Nttzoom.com, Sabtu(20/7) malam.
Suratmi mengaku jika TKI ilegal itu terbanyak dari Kabupaten Sumba, disusul Kabupaten Timor Tengah Selatan(TTS), dan Kabupaten Sabu Raijua serta Kabupaten Lembata. “Paling banyak dari Sumba, TTS, Sabu, Lembata,” ungkpanya.
Dikatakan, pihak BP3MI NTT sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah(Pemda) NTT terkait dengan 17 TKI ilegal yang saat ini berada di Dinsos Blitar, Jawa Timur.
Setelah berkoordinasi dengan Pemda NTT, ujar Suratmi, pihak Pemda NTT selanjutnya berkoordinasi dengan Kementerian sosial(Kemensos) Esfata Kupang untuk proses pemulangan 17 TKI ilegal itu ke daerah asal masing-masing.
“Jadi saya sudah koordinasi dengan Pemda NTT. Mereka ada koordinasi sama Kemensos Efata Kupang untuk Pemulangannya," sebutnya.
Adapun surat dengan nomor B/01/VII/YAN.2.4/2024/SPKT Polres Blitar dengan perihal Surat Keterangan Orang Terlantar (SKOT) yang ditujukan kepada Dinsos Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Di dalam surat itu, diterangkan bahwa 23 TKI itu ditemukan pihak kepolisian Polres Blitar di sebuah rumah kost yang digunakan sebagai tempat penampungan calon TKI/TKW, yang diduga orang-orang tersebut menjadi korban penyaluran TKI/TKW yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Kanit 3 Polres Blitar, Agus Nowo itu menjelaskan bahwa 23 TKI ilegal itu ditemukan pada Jumat 19 Juli 2024 di rumah kost di lingkungan Bening, Kelurahan Beru, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar dalam keadaan habis bekal dan uang.
Berikut ini 17 TKI asal Provinsi NTT yang ditahan di Dinsos Blitar, akibat tidak sesuai dengan peraturan pemerintah.
1). Yuliana Marta Ukay, asal Kabupaten Lembata, NTT.
2). Hani Suryanti Leosae, asal Kabupaten TTS, NTT.
3). Delfiana Bete asal Kabupaten Belu, NTT.
4). Rambu Yuliana, asal Kabupaten Sumba Timur, NTT.
5). Ledi Mace Bansole, asal Kabupaten TTS, NTT.
6). Septiana Pada, asal Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
7). Maria Magdalena He, asal Kabupaten Sumba Timur, NTT.
8). Sariyanti Ngongo, asal Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT.
9). Paulina Saingo, asal Kabupaten Sumba Tengah, NTT.
10). He Do, asal Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
11). Henderina Migu, asal Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
12). Windy Fitrianty, asal Kabupaten Alor, NTT.
13). Marselina Tinggi Nalu, asal Kabupaten Sumba Tengah, NTT.
14). Sendy Feronika Leosae, asal Kabupaten TTS, NTT.
15). Ripka Radja, asal Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
16). Putri Aprilia Charismo Amalo, asal Kupang, NTT.
17). Berseba Oe, asal Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
Dapatkan sekarang