Desak Kapolri Tuntaskan “Dosa Besar” di Polda NTT
Stevanus Come Rihi
Carlens
08 Jul 2024 09:08 WITA

Desak Kapolri Tuntaskan “Dosa Besar” di Polda NTT

* Buka Dokumen dari 11 Catar Akpol

KUPANG, Nttzoom-Anggota Komisi I DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Partai Gerindra, Stevanus Come Rihi mendukung publik untuk melakukan aksi protes terhadap proses seleksi Calon Taruna (Catar) Akademi Kepolisian (Akpol) 2024 di Polda NTT.

Menurut Stevanus, proses seleksi Catar Akpol oleh Panitia Daerah (Panda) Polda NTT tidak tepat sasaran. Betapa tidak, dari 11 Catar Akpol di Polda NTT yang lulus, hanya satu putra asli daerah. Sementara 10 orang Catar Akpol lainnya disebut-sebut dari luar daerah NTT.

Bahkan, terdapat empat Catar Akpol Polda NTT yang disinyalir satu kampung dengan Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga.

Anggota DPRD Provinsi NTT itu mengaku kecewa dengan proses seleksi Catar Akpol oleh Panda Polda NTT ini. Ia menduga ada permainan di dalam tubuh institusi Polri khususnya di Polda NTT dalam proses seleksi Catar Akpol tahun 2024.

“Ini perlu diviralkan," ujar Anggota DPRD Provinsi NTT, Stevanus kepada nttzoom.com, Senin (8/7).

Stef juga mendukung Kapolri, Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. untuk segera menuntaskan persoalan atau ‘Dosa Besar’  yang terjadi di tubuh Polri khususnya di Polda NTT saat proses seleksi tersebut.

Bahkan dirinya juga meminta Kapolri untuk segera membentuk tim untuk melakukan audit dan pemeriksaan terhadap panitia seleksi di Polda NTT.

Menurut Stef, panita seleksi Catar Akpol tahun 2024 di Polda NTT perlu diperiksa agar dapat mengetahui secara terang benderang dari persoalan tersebut.

Bagi dia, untuk menjawab kegaduhan publik saat ini khususnya di Provinsi NTT, Kapolri dan pihak berwajib segera mengambil sikap. Tujuannya, agar tidak terjadi lagi di kemudian hari.

“Sekali lagi, ini perlu diviralkan dengan tuntutan panitia seleksi di Polda NTT perlu diperiksa,” jelasnya.

Stef juga meminta agar dari 11 Catar Akpol di Polda NTT yang dinyatakan lulus seleksi itu, perlu dibuktikan dokumen-dokumen mereka. Seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), kemudian tamatan dari sekolah mana saja. Mulai dari tingkat SD hingga SMA. Tujuannya, Stef berujar, agar dapat menjawab kegaduhan di mata publik saat ini.

"Dokumen-dokumen harus dibuktikan ke publik, tamat dari sekolah mana. KTP mana. Dan, tinggal di NTT sudah berapa lama. Ini yang perlu dicek,” ujarnya.(jem/cd3/nz)

Dapatkan sekarang

NTT Zoom, Ringan dan cepat
0 Disukai