KUPANG, NTTzoom.com - Forum Pemuda Peduli Demokrasi (FPPD) Kupang melaporkan Muhammad Ansor (MA), ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (24/11/2024).
MA merupakan, Ketua Tim Pemenangan calon Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wakil Gubernur NTT Johanis Asadoma periode 2025-2030.
Laporan FPPD itu terkait dugaan rekaman suara yang mirip suara MA dan sudah viral di media sosial akhir-akhir ini. Rekaman suara itu menyebutkan TNI, Polri dan Kejaksaan ikut mendukung Melki -Johni.
Usai laporan di Bawaslu NTT, Ketua FPPD Hemax Rihi Herewila mengungkapkan, rekaman suara yang diduga suara MA itu telah menodai demokrasi dan merendahkan tiga institusi negara yakni, TNI, Polri dan Kejaksaan.
"Kalau benar demikian tentu kita sangat kecewa. Kita hidup di negara demokrasi yang kita tahu betul bahwa TNI/Polri dan kejaksaan itu seharusnya netral,” kata Hemax.
Dia mengatakan, bila unsur negara TNI/Polri maupun Kejaksaan berpihak kepada salah satu paslon tertentu maka negara ini sedang tidak baik-baik saja khususnya di Provinsi NTT.
“Tapi kemudian kalau sudah berpihak berarti ada sesuai yang tidak baik-baik saja khususnya di NTT. Laporan kita ini sifatnya dugaan, untuk benar dan tidaknya kita menanti tindakan tegas dari Bawaslu NTT, untuk mungkin bisa memanggil yang bersangkutan untuk mengklarifikasi pernyataan itu,” tegasnya.
Ia mengaku, sejauh ini TNI/Polri serta Kejaksaan harusnya netral tanpa memihak, namun dengan rekaman suara yang beredar ini perlu diklarifikasi untuk mengetahui kebenarannya.
“Sebetulnya TNI/Polri maupun Kejaksaan sejauh ini netral. Tetapi kemudian belum ada fakta yang akurat dengan rekaman suara itu apakah benar tidak berpihak atau seperti apa. Untuk itu, kita mewakili masyarakat untuk memastikan kepastian kebenaran suara itu,” terang dia.
Hemax juga berharap, rekaman suara yang saat ini beredar di tengah masyarakat perlu ditelusuri maksud serta tujuannya apa. Apalagi, kesannya sangat merendahkan institusi negara seperti TNI/Polri dan Kejaksaan.
“Harapan besar kita, rekaman suara itu bisa dibuktikan agar masyarakat bisa mengetahui maksud dan tujuan dia kekuatan negara sedang dikerahkan untuk mendukung memenangkan paslon nomor 2. Karena menurut kami statment ini merendahkan kekuatan kita TNI/Polri dan Kejaksaan dengan statment mendukung paslon tertentu," pungkasnya.
Adapun rekaman suara yang kini sudah viral di media sosial yang diduga berasal dari suara MA dalam suatu ruang pertemuan. Inti rekaman suara itu mengungkapkan jika TNI/Polri dan Kejaksaan juga berada di berada di bekalang Melki-Johni. (jun/nz*)
Dapatkan sekarang