Kupang, Nttzoom - Ketua Umum (Ketum) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Laksamana TNI (Purn) Soemardjono meminta pemerintah agar jangan mempersulit proses perizinan kapal nelayan di NTT.
Menurutnya, peroses perizinan kapal dan pengenaan tarif atas hasil tangkap nelayan seringkali bertele-tele atau lambat laun yang dibuat pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dia menjelaskan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah Provinsi kepulauan (Maritim) dengan potensi-potensi yang cukup besar untuk dikelola oleh pemerintah Provinsi di bidang perikanan dan kelautan.
Sehingga kata dia, potensi-potensi besar pada bidang perikanan dan kelautan NTT ini jangan dibiarkan oleh pemerintah daerah. Harus dikelola secara baik, oleh karena itu nelayan di NTT jangan dipersulit dalam mengurus perizinan kapal pengenaan tarif atas hasil tangkap.
“Saya akan sampaikan ke pemerintah pusat sehingga jangan sampai gerakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah ini menghambat gerakan dari pada nelayan,” ungkap Ketum HNSI, Laksamana TNI (Purn) Soemardjono kepada Nttzoom.com, Rabu 3 Agustus 2024 di Kupang, NTT.
Bagi dia, sasarannya adalah pemerintah harus mensejahterakan nelayan-nelayan di NTT. Ia juga menegaskan sikapnya supaya kementerian terkait tidak mempersulit nelayan maupun yang bergerak di sektor tersebut.
“Kalau tidak bisa membantu nelayan, minimal jangan mempersulit, kalau selama ini belum bisa membuat perikanan menjadi maju, minimal jangan buat semakin mundur,” tegas dia.
Dikatakan, nelayan juga bagian dari potensi retribusi untuk pemerintah daerah melalui tarif penerimaan negara bukan pajak (PNBP). “Nelayan juga bagian dari upaya memajukan ekonomi di daerah ini (NTT),” sebutnya.
Selain itu, Laksamana TNI (Purn) Soemardjono juga menyebut bahwa di NTT khususnya dan umumnya di Indonesia, masyarakat harus gemar makan ikan.
Menurut dia, mengkonsumsi makan ikan dikarenakan ikan memiliki kandungan protein yang tinggi dan gizi sehingga mampu meningkatkan intelegensia atau kepandaian otak.
“Saya ingin cita-cita saya tercapai, yakni rakyat Indonesia gemar makan ikan. Ikan itu, kandungan proteinnya tinggi lho. Kalau produk kita ini besar lalu biarkan, siapa yang akan makan?” timpalnya.
Protein ikan, kata dia, lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai dan tempe.“Sehingga jangan sampai kita melepas kendali, seolah-olah kita tidak ada protein lagi. Jangan, jangan!” ujarnya.
Dirinya akan berkomitmen untuk terus mengoptimalkan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia agar membudayakan mengkonsumsi makan ikan.
Manfaat mengkonsumsi ikan itu sangat baik untuk kesehatan, pertumbuhan juga mampu mencerdaskan. Apalagi, ikan itu memiliki nilai gizi, protein tinggi juga mengandung omega tiga.
“Jadi untuk penangkapan ikan ini, bagaimana kita bisa mengelola dengan baik. Makan langsung, dirikan pabrik ikan itu. Sehingga kelola secara langsung, dan jual kepada masyarakat dengan harga yang murah agar masyarakat mampu beli. Jadi jangan diekspor dengan mentah begitu, rugi kita. Potensi Indonesia di bidang perikanan dan kelautan besar, masa kita berikan ke lain tempat. Rugi kita,” ungkapnya. (dev/jem/nz)
Dapatkan sekarang