KUPANG, Nttzoom-Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ruth Laiskodat membantah informasi yang beredar tentang nyamuk Wolbachia yang merusak kesehatan. Seperti Filariasis kaki gajah pada anak-anak dan kepalanya akan mikro hidrosefalus buat ibu-ibu yang hamil.
"Nyamuk tersebut untuk mencegah Demam Berdarah. Jadi jangan ada informasi yang tidak benar," tegas Ruth kepada nttzoom.com, Minggu 26 November 2023.
Menurut Ruth, inovasi teknologi Wolbachia ini mampu menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Penggunaan nyamuk ber-Wolbachia untuk mengatasi penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kupang.
"Untuk pelaksanaan Nyamuk Wolbochia, dilaksanakan di Kota Kupang," sebutnya.
Ruth jelaskan, upaya pengendalian penularan DBD melalui pelepasan nyamuk Aedes Aegypti di Kota Kupang sebagai pembawa bakteri Wolbachia. "Jadi nyamuk yang ada Wolbachia bila kawan dengan nyamuk Aedes Agypti lokal maka akan lahir nyamuk Aedes Aegypti berwolbachia dan bila gigit manusia tidak terkena demam berdarah. Ini lebih alamiah," cetusnya.
Menurutnya, Kota Kupang dipilih sebagai salah satu daerah pelaksanaan program pengendalian penularan DBD menggunakan metode penyebaran nyamuk ber-Wolbachia karena angka kasusnya masih tergolong tinggi.
"Nyamuk tersebut mencegah Demam Berdarah dengan cara alamiah dengan wilbochia tersebut," sebutnya.
Dia menuturkan, tahun 2023 tercatat DBD sebanyak 181 kasus dan dua mengalami kematian di Kota Kupang. Sebelumnya pada tahun 2022 jumlah kasus DBD mencapai 416 dan meninggal satu. Artinya, kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan setiap tahun di Kota Kupang, karena jumlah kasus yang besar dengan angka kematian yang tinggi.
Dikatakan, pilot project inovasi wolbachia di Indonesia berada di lima kota, yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan pilot project implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
Untuk diketahui, sebelumnya Kemenkes RI memprakirakan setidaknya 2,6 juta telur nyamuk ber-Wolbachia dibutuhkan setiap minggu di Kota Kupang, demi mencapai populasi 80 persen nyamuk dengan Wolbachia dari keseluruhan nyamuk Aedes Aegypti.(jem/cd3/nz)
Dapatkan sekarang