*Pengabdian Masyarakat Undana Kupang
KUPANG, Nttzoom.com - Menjelang Dies Natalis II Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) dan Dies Natalis Undana Kupang, Tim Departemen Anatomi, Fisiologi, Farmakologi dan Biokimia Undana (AFFB) Bersama Tim Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPHK) Undana Kupang melakukan pengabdian bersama untuk mengedukasi siswa sekolah dasar dan masyarakat tentang bahaya rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Kegiatan pengabdian tersebut dilaksanakakan tanggal 27 September 2024 di SD Inpres Nenonaheun, Desa Nunhila, Kecamatan Mollo Selatan dan di Desa Nulle, Kecamatan Amabuban Barat, Kabupaten TTS. Kegiatan itu melibatkan 15 dosen dan lima mahasiswa FKKH.
Ketua tim, drh.Nemay A. Ndaong menjelaskan, pengabdian ini dibagi menjadi tiga sesi.
Sesi pertama merupakan kegiatan inti berupa pemaparan materi mengenai penyebab, gejala dan penanganan rabies. Materi dijelaskan oleh para tim dosen secara bergantian yang dibagi dalam kelas 4, kelas 5 dan kelas 6.
Sesi ini berjalan dengan baik, ditambah juga dengan respon siswa dan siswi yang sangat interaktif. Setelah selesai pemaparan materi dan diskusi, tim memberikan soal post-test untuk mengetahui output dari sosialisasi yang dilakukan, yaitu apakah pemahaman mereka meningkat setelah diberi pengenalan terhadap virus rabies berikut.
Hasilnya, siswa dan siswi memiliki pengertian yang lebih mengenai virus rabies. Pemaparan ini berlangsung selama 30 menit yang setelahnya disambung dengan sesi kedua, yaitu sesi mewarnai. Sesi ini berlangsung cukup lama.
Siswa dan siswi terlihat tertarik dan memiliki minat tinggi untuk memahami rabies. Lomba mewarnai bertema rabies sehingga pengetahuan ini menjadi menarik sebagai bentuk motivasi belajar anak-anak dilakukan kegiatan bermain sambil belajar, belajar seraya bermain melalui peningkatan kreativitas mewarnai.
Sesi yang terkahir adalah sesi 3, sesi ini berlangsung di Desa Nulle, Kecamatan Amanuban Barat. TTS.
"Target dari kegiatan ini adalah masyarakat setempat yang mana pada tahun sebelumnya, 2023, telah dilaksanakan vaksinasi anjing sebab kasus gigitan banyak terjadi di desa tersebut," katanya.
Kegiatan ini melibatkan dosen dari departemen IPKH. Selain mengedukasi kembali masyarakat tentang bahaya rabies tetapi juga mengukur terkait tingkat pemahaman masyarakat. Adanya antusias yang tinggi terlihat dari diskusi yang berjalan dua arah.
"Pada kesempatan ini banyak pertanyaan dari masyarakat juga terkait keamanan pangan yang bersumber dari anjing yang terinfeksi rabies boleh dikonsumsi dagingnya atau anjing sehat apakah boleh dikonsumsi," jelas drh.Nemay.
Menurut dia, anjing memiliki hubungan yang sangat dekat dengan anak-anak. Selain karena hewan ini dipelihara dan dibiarkan berkeliaran di sekitar area rumah, hewan ini juga cukup ramah dengan anak. Sehingga anak-anak menjadi target gigitan ketika anjing terinfeksi rabies.
Salah satu tindakan preventif melalui komunikasi dan edukasi tentang rabies pada anak usia sekolah dasar dapat menjadi faktor pendukung mencegah penularan rabies atau kejadian gigitan anjing pada anak.
Masih menurut drh.Nemay, dengan kegiatan ini anak-anak akan juga diberi edukasi tentang bagaimana cara mengenali gejala rabies pada anjing, penanganan dini luka pasca gigitan hewan rabies. Selain itu juga menjadi informasi ini dapat disebarkan ke teman yang lain.
Kegiatan edukasi di SD Inpres Nenonaheun, Desa Nunhila memiliki efek yang positif, anak-anak berinteraksi dengan aktif, pemateri melibatkan dosen-dosen AFFB dan IPKH dan juga dimeriahkan dengan lomba mewarnai bertema rabies, sehingga pengetahuan ini menjadi menarik sebagai bentuk motivasi belajar anak-anak dilakukan kegiatan bermain sambil belajar, belajar seraya bermain melalui peningkatan kreativitas mewarnai. (jun/nz*)
Dapatkan sekarang