Bapelitbangda Kabupaten TTU dan LP2M Unimor Panen Simbolis Kacang Merah Lokal Eban    KEFAMENANU, NT
Bapelitbangda bersama LPPM Unimor panen simbolis hasil pertanian kacang merah lokal Eban di Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten TTU, Sabtu (28/09/2024). 
admin
30 Sep 2024 06:22 WITA

Bapelitbangda Kabupaten TTU dan LP2M Unimor Panen Simbolis Kacang Merah Lokal Eban KEFAMENANU, NT

KEFAMENANU, NTTzoom.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTU, Provinsi NTT melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Timor (Unimor) panen simbolis hasil pertanian kacang merah lokal Eban di Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten TTU, Sabtu (28/09/2024). 

Panen tersebut merupakan implementasi hasil penelitian berbasis teknologi pemupukan dan pestisida organik oleh Bapelitbangda TTU dan LPPM Unimor dalam upaya meningkatkan produktifitas hasil varietas unggul lokal jenis Kacang Merah.  

Kepala Bapelitbangda Kabupaten TTU, Salvatore G.A.M Lake menjelaskan, Bapelitbangda TTU bekerjasama dengan LP2M Unimor untuk melakukan penelitian produk unggulan daerah di bidang pertanian terkait budidaya kacang merah lokal Eban. 

Dikatakan Salvatore, Pemda Kabupaten TTU melalui Bapelitbangda melihat kacang merah lokal Eban adalah salah satu potensi yang perlu dikembangkan di wilayah Saenam dengan ikilm yang sangat cocok untuk pengembangan kacang merah lokal dan holtikultura lainnya. 

"Kita pilih kacang merah sebagai produk unggulan yang harus kita kembangkan dan bisa meningkatkan produktivitas dan produksinya. Oleh karena itu kita melibatkan teman-teman akademisi yang punya kompetensi di bidang penelitian," ujarnya.  

Penelitian tersebut, lanjut Salvatore, sebagai bentuk pembelajaran kepada masyarakat untuk merubah mindset yang semulanya menanam secara tradisional dengan sekali dalam setahun menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun. 

"Kita bisa lihat di lapangan bahwa kacang merah bisa ditanam pada bulan juli dan produksinya juga membuat masyarakat kaget sendiri. Masyarakat biasanya tanam dan panen sekali dalam setahun,  atau mereka mulai menanam kacang merah itu di bulan maret dan sekitar bulan mei mereka panen. setelah itu mereka tidak menanam lagi karena masyarakat beranggapan akan gagal disamping itu pengaruh hama dan cuaca," tambahnya.  

Senada Ketua PSLK Unimor, DR. Nikolas Nik, S,P., M.Si., menambahkan, dalam proses penelitian Unimor menerapkan pola pertanian berbasis organik dengan cara memberikan perlakuan berupa pemupukan dan pemberian pesticida organik untuk mengetahui produktivitas dan produksi kacang merah lokal eban di luar musim tanam. 

Produktivitas hasil panen kacang merah lokal Eban di luar musim tanam pun cukup memuaskan. Lebih bagus dibandingkan musim tanam. 

"Hasilnya seperti yang tadi kita saksikan bersama, dan masyarakat juga mengatakan bahwa ternyata menanam di bulan Juli, ini hasilnya cukup bagus sekali. Artinya dengan penerapan teknologi, pemupukan maupun pemberian pesticida secara organik, kita bisa mendapatkan hasil yang signifikan di luar musim tanam," tambahnya.  

Kegiatan penelitian, lanjut dia, meliputi beberapa varietas lokal, seperti, kacang merah tipe tegak biji besar, kacang merah tipe tegak biji kecil, kacang merah tipe menjalar, kacang merah warna lokal yang berwarna hitam dan putih tipe menjalar dan loreng-loreng.  

"Itu beberapa varietas yang ditanam oleh petani. Tetapi pada umumnya yang disukai oleh petani adalah tipe tegak bulat besar karena umurnya pendek, kemudian yang kedua produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan yang lainnya," ujarnya.  

Sementara itu, Kepala Desa Saenam,  Fransiskus Nofu mengucapkan terimakasih kepada pihak Bapelitbangda TTU dan Unimor yang telah memberikan edukasi kepada masyarakat desa terkait pemgembangan dan budidaya kacang merah lokal eban melalui kolaborasi penelitian di bidang pertanian. 

Melalui kerjasama penelitian itu, katanya, pola pikir masyarakat desa Saenam yang selama ini menerapkan pola tanam tradisional dengan satu kali tanam menjadi lebih terbuka.  

Fransiskus berharap, tidak hanya sebatas penelitian namun dapat menjadi perhatian serius terutama pemerintah daerah dalam mendampingi masyarakat pada musim tanam selanjutnya demi meningkatkan produktivitas dan produksi kacang merah lokal eban. (jun/nz*)

Dapatkan sekarang

NTT Zoom, Ringan dan cepat
0 Disukai