* Dilakukan Kadis PMD
KUPANG, NTTZOM-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan kerja sama dengan Yayasan Bambu Lestari (YBL) tentang Desa Wanatani Bambu di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka.
Penandatanganan Kesepahaman Bersama (MoU) antara Gubernur NTT dengan Arif Amir Rabik selaku Presiden Direktur Yayasan Bambu Lestari dilakukan terpisah dengan Penandatanganan Perjanjian Kerja sama (PKS) antara YBL dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) NTT selaku Instansi Pelaksana.
Penandatanganan PKS antara Viktorius Manek, S.Sos, M, Si selaku Kepala Dinas PMD Provinsi NTT dengan Arif Amir Rabik selaku Presiden Direktur YBL dilaksanakan pada Jumat, (6/8) bertempat di Aula Dinas PMD Provinsi NTT dan disaksikan secara langsung kedua belah pihak.
Kepala Dinas PMD NTT, Viktorius Manek, S.Sos, M,Si yang ditemui usai penandatanganan PKS ini mengatakan , tujuan dari penandatanganan PKS ini untuk menjalin kerja sama strategis dan sinergis untuk pengembangan Desa Wanatani Bambu dalam rangka menuju ekonomi hijau atau green economic melalui pemberdayaan perempuan pelopor yang ada di 7 Kabupaten. Selain itu juga Viktor menambahkan, dengan adanya aktivitas ini sebagai bentuk penguatan kelembagaan, terutama pada BUMDes yang menjadi salah satu misi pelayanan dari dinas ini, serta upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya perempuan yang ada di lokasi sasaran pengembangan desa Wanatani Bambu.
Dirinya menambahkan, kewajiban Dinas PMD adalah ketika kaum perempuan bimbingan dari YBL menyiapkan bibit bambu, maka pihaknya akan membeli dengan harga Rp 2.500 per bibit, dan bibit yang dihasilkan juga adalah yang kelas primer dan pembayaran akan dilakukan setelah ada Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok Perempuan Pelopor Desa Bambu, dan diketahui ketua fasilitator desa dan kabupaten," urai Viktor.
Viktor juga menambahkan, masa pembibitan sampai ke persiapan panen berkisar sekitar 7 tahun dan itu menurut Viktor masih menjadi tanggung jawab dari Dinas PMD. Sedangkan untuk penanaman anakan akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Masih menurut Viktor, dengan adanya aktivitas ini, maka akan memiliki dampak baik bagi kelestarian lingkungan, karena saat ini masih banyak lahan kritis yang ada di NTT.
"Jadi bukan saja dampak ekonomi yang akan dirasakan, tetapi juga kita bisa berkontribusi bagi kelestarian lingkungan, khususnya di Nusa Tenggara Timur," pungkasnya.
Sementara Arif Amir Rabik selaku Presiden Direktur YBL mengatakan, dirinya memilih NTT karena banyak jenis bambu berkualitas baik yang dimiliki NTT saat ini, antara lain jenis Betung dan Pering di Pulau Flores, dan juga jenis Salako atau sering disebut Timor Black yang ada di Pulau Timor.
Menurut Arif, jenis bambu yang ada di NTT ini sangat baik untuk masa depan NTT.
Senada dengan Kepala Dinas, Arif mengatakan proses rehabilitasi lahan kritis di NTT masih belum maksimal, sehingga salah satu solusinya ialah dengan menanam bambu dan budaya ini bisa menjadi model atau contoh bagi provinsi lain di Indonesia.(*/cd3/nz)
Dapatkan sekarang