Kupang, Nttzoom - Joni Ande Kala atau dikenal dengan Bocah Merah Putih asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi lanjutan prajurit TNI AD TA. 2024 atau seleksi di Kodam IX/Udayana.
Bocah merah putih itu kembali diberikan kesempatan, usai dinyatakan tidak lolos validasi awal Penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024 di Ajenrem 1604 Wirasakti Kupang.
Setelah dinyatakan gagal karena tinggi Bocah Merah Putih yang pernah dipanggil Presiden RI, Joko Widodo, itu kembali ke rumahnya di Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Namun setelah ramai diberitakan media tentang kegagalannya masuk TNI AD, Joni Kala dikabarkan dipanggil Dandim 1605 Belu untuk menghadap ke Makodim, Selasa (6/8/2024).
Dilansir dari merdeka.com, Joni membenarkan informasi itu, namun dia belum ketahui secara pasti terkait dirinya diminta untuk menghadap ke Dandim. Joni mengaku jika dirinya ditelepon oleh Kasdim.
“Pagi ini saya ke Kodim untuk menghadap Bapak Dandim. Kemarin saya ditelpon Pak Kasdim untuk disuruh kembali ke Kodim," ungkapnya.
Menurut Joni, Ajenrem Korem 1604 Wirasakti Kupang telah meneleponnya untuk diminta kembali ke Kupang. Namun Joni belum tahu, tujuan dirinya disuruh menghadap Dandim di Atambua dan Ajenrem di Kupang.
“Untuk sementara saya belum tahu disuruh menghadap untuk apa, saya hanya disuruh menghadap saja,” ungkap Joni Kala.
Sebelumnya diberitakan Nttzoom.com pada 5 Agustus 2024 dengan judul, ‘Pernah Diundang Jokowi ke Istana, Remaja Asal NTT Gagal Tes Masuk TNI AD’dengan isi berita masih ingat seorang siswa sekolah dasar (SD) bernama Joni Ande Kala alias ‘Bocah Merah Putih’ asal Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT)?.
Joni pernah viral seantero Indonesia karena aksi nekatnya memanjat tiang bendera setinggi 15 meter saat upacara peringatan HUT Ke-73 di Lapangan Mota Ain, pada tanggal 17 Agustus 2018 silam.
Bahkan aksinya itu mencuri perhatian seluruh pejabat negeri ini tak terkecuali orang nomor satu Indonesia yakni Presiden Joko Widodo. Bahkan ia bersama kedua orang tuanya diundang menghadiri upacara kenegaraan di Istana Kepresidenan.
Joni kini berusia 19 tahun dan telah menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Atambua. Saat di SMA dia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti.
Bercita-cita menjadi seorang anggota TNI, Joni selalu rajin berolahraga dan hidup penuh disiplin. Setelah mendengar kelulusan, Joni pun langsung berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi Penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024.
Seleksi awal merupakan validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, Joni dinyatakan tidak lulus dan disuruh untuk kembali mempersiapkan diri tahun depan.
“Selamat malam, saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal,” ujar Joni, Sabtu (3/8/2024) malam seperti dikutip dari merdeka.com.
Diungkapkan, dia gagal pada tinggi badan sehingga diperintahkan untuk kembali mempersiapkan diri agar dapat seleksi kali berikut. “Untuk saat ini mungkin persiapan fisik. Saya akan usahakan sebisa mungkin,”ucap Joni.
Joni mengaku sedih saat diumumkan bahwa dirinya gugur akibat tinggi badan yang belum memenuhi syarat dalam penerimaan Bintara TNI AD.
Bahkan Joni menunjukkan kembali sepenggal video ketika di istana negara waktu itu. Ia ditanya Presiden Joko Widodo ketika besar nanti mau cita-cita jadi apa? Joni sontak menjawab jika ingin menjadi seorang anggota TNI.
“Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI sehingga Presiden Joko Widodo langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI,”bebernya.
“Jujur saya, perasaan sangat sedih karena sudah dinyatakan tidak lulus terpilih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa,”Tambah Joni.
Namun ia tidak ingin berkecil hati. Joni menyatakan ingin giat belajar dan berolahraga sehingga saat seleksi Penerimaan Bintara TNI AD Tahun berikutnya, dia bisa lulus dan membahagiakan ibunya.
“Mama bersama saudara merasa sedih juga karena saya gagal. Sampai saat ini saya juga merasa sangat sedih dan kecewa. Saya akan tetap berjuang supaya mama dan keluarga bangga,” tutur Joni. (jem/dev/nz)
Dapatkan sekarang